Tujuan :
1. Untuk mengetahui pengertian eter
berdasarkan pemikiran Einstein.
2. Untuk menjelaskan mengenai Teori
Relativitas Khusus.
3. Untuk menjelaskan mengenai Teori
Relativitas Umum.
4. Untuk menceritakan mengenai percobaan A.Michelson dan E.W.Morley
5. Untuk menerangkan mengenai Postulat
Relativitas Khusus.
6. Untuk mendeskripsikan Teori Relativitas
Einstein.
7. Untuk menjelaskan Teori Elektromagnetik.
8. Untuk mengetahui pemikiran dari James Clerk Maxwell.
9. Untuk menerangkan konsep eter menurut Fresnel.
10. Untuk menjelaskan eter menurut J.J Thompson.
11. Untuk menjabarkan mengenai materi bermasa.
12. Untuk mengenal apa itu proton.
13. Untuk mengetahui bagaimana ciri dari
meson.
14. Untuk mengenal apa itu barion.
15. Untuk menjelaskan materi tak bermasa.
16. Untuk menerangkan mengenai gelombang suara
dan gelombang bunyi.
Pertanyaan :
1. Sebutkan dan deskripsikan pengertian eter
berdasarkan pemikiran Einstein!
2. Jelaskan mengenai Teori Relativitas
Khusus!
3. Jelaskan mengenai Teori Relativitas Umum!
4. Ceritakan mengenai percobaan A.Michelson dan E.W.Morley!
5. Terangkan mengenai Postulat Relativitas
Khusus!
6. Deskripsikan Teori Relativitas Einstein!
7. Jelaskan Teori Elektromagnetik.!
8. Apa saja hasil pemikiran dari James Clerk Maxwell, Jelaskan!
9. Bagaimana konsep eter menurut Fresnel?
10. Jelaskan eter menurut J.J Thompson!
11. Jabarkan mengenai materi bermasa!
12. Sebutkan apa yang dimaksud dengan proton!
13. Bagaimana ciri-ciri dari meson?
14. Apa yang di maksud dengan barion?
15. Jelaskan materi tak bermasa!
16. Jelaskan mengenai gelombang suara dan
gelombang bunyi!
Peta Konsep :
Pembahasan :
A.
Eter
Pada tahun 1905, sebuah koran harian Jerman, Annalen der Physik, memuat
sebuah tulisan mengenai Albert Einstein. Tulisan tersebut menjelaskan garis besar Teori
Relativitas Khusus, sebuah teori fisika revolusioner yang membuang konsep
tentang gerak absolut menjadi gerak relatif dalam konteks kontinu empat-dimensi
ruang-waktu.
Sekitar
sepuluh tahun kemudian, berdasarkan pada karya awalnya, Einstein merumuskan
Teori Relativitas Umum di mana ia menawarkan solusi baru pada suatu masalah
besar yaitu gravitasi, dengan mempostulasikan suatu karakter non-Euclidean pada kontinu ruang-waktu. Dr. Einstein
yang menjelaskan aspek-aspek kedua teori yaitu Ether dan Relativitas (1920), yang disampaikan
pada Universitas Leiden, ia menjelaskan sifat-sifat yang diperlukan oleh ruang eter oleh teori
relativitas. Sedangkan Geometri dan Pengalaman (1921), diberikan pada Akademi
Sains Prusia, menjelaskan batas-batas di dalam mana geometri Euclidean atau sebarang sistem geometrik
praktis lainnya dapat dianggap mendekati kebenaran dalam hubungannya dengan
konsep tentang alam semesta berhingga (finite universe).
Salah
satu perkembangan pemikiran yang kiranya patut dicatat adalah, dalam pernyataan di
Leiden Einstein yang mengakui bahwa hipotesis tentang eter tidak dengan sendirinya
bertentangan dengan Teori Relativitas Khusus. Pada tahun 1905 ia jelas-jelas menyatakan bahwa gagasan tentang eter
bersifat terlalu mengada-ada. Jadi, dapat dikatakan, bahwa belakangan Einstein
pun mengakui adanya semacam eter meski bentuknya mungkin tidak persis seperti
yang dibayangkan orang sebelum lahirnya Teori Relativitas Khusus dan Teori Relativitas Umum. Interaksi oleh eter dewasa ini
dibayangkan oleh para fisikawan terjadi lewat pancaran gelombang graviton
(dari kata gravitasi), yang sayangnya juga belum berhasil dibuktikan
keberadaannya secara meyakinkan.
Permasalahan
ini barangkali akan lebih menarik jika digabungkan dengan sebuah kontradiksi
lain dalam astrofisika modern, yaitu bahwa jumlah total massa alam semesta yang
dapat diamati baru sekitar 1-10% dari jumlah total massa yang diperlukan untuk
menjamin (secara teoretis) bahwa alam semesta sedang mengembang mendekati laju
ekspansi kritisnya (sesuai data pengamatan). Atau dengan kata lain, 90-99% massa
alam semesta ini tidak dapat diobservasi dengan cara apapun, atau disebut
'massa yang hilang' (hidden matter). Maka ada paling sedikit 3
kemungkinan :
a)
teori yang menetapkan laju
ekspansi kritis alam semesta tersebut tidak valid atau keliru; atau
b)
ukuran yang dipakai untuk
'menimbang' jumlah massa tadi tidak akurat, karena memang cuma mengandalkan
beberapa hipotesis dan teropong bintang, atau
c)
definisi kita tentang bagaimana
bentuk ruang-waktu dan seberapa luas alam semesta sesungguhnya (apakah berhingga
atau tak berhingga) dan apakah itu sebanding dengan ketelitian teropong kita
yang paling handal sekalipun.
Einstein
mengatakan bahwa tanpa eter, bagaimana kita dapat menerangkan
interaksi pada suatu jarak (action at a distance). Dan menurut Teori Relativitas Umum, bentuk geometri ruang-waktu dipengaruhi oleh materi; dengan kata
lain tidak ada ruang-waktu tanpa materi, atau tidak ada ruang-hampa (karena
ruang senantiasa mengandaikan materi). Tetapi kalau eter tersebut -paling tidak
secara teoretis- ternyata kita perlukan, maka ia haruslah mampu memberi bentuk
pada ruang-waktu oleh pengaruh materi, namun ia sendiri tidak boleh termasuk
dalam jenis materi yang dapat ditimbang (ponderable masses). Karena itu
ia harus dideskripsikan sebagai suatu gejala yang terpisah dari materi maupun
dari gejala medan elektromagnetik (karena medan elektromagnetik, sebagai energi
dapat dikembalikan kepada bentuk materi, karena materi -menurut Teori Relativitas Khusus - dapat
dianggap sebagai tidak lain dari salah satu bentuk dari energi).
Ada beberapa teori tentang
eter dan beberapa tokoh yang megupas tentang masalah eter :
Teori yang berhubungan dengan eter :
1.
Percobaan A.Michelson dan E.W.Morley
Spesialisasi Michelson adalah
pengukuran dengan ketelitian yang tinggi. Ia mendefinisikan kembali pembakuan
ukuran meter dengan memakai panjang gelombang garis spektrail khusus dan
merancang interferometer yang dapat menentukan diameter bintang (bintang tampak
sebagai bintik cahaya walaupun kita memakai teleskop yang sangat kuat ).
Hasil kerja Michelson yang
terpenting diperolehnya tahun 1887, sebagai hasil kerja sama Edward Morley,
yaitu eksperimen pengukuran gerak bumi melalui “eter” suatu medium hipotesis
yang memenuhi alam semesta ini sehingga cahaya dapat merambat. Eksperimen
Michelson-Morley yang sangat peka tidak mendapatkan gerak bumi terhadap eter
ini berarti tidak mungkin ada eter dan tidak ada pengertian “gerak absolut”.
Setiap gerak adalah relatif terhadap kerangka acuan khusus yang bukan merupakan
kerangka acuan universal. Dalam eksperimen yang pada hakekatnya membandingkan
kelajuan cahaya sejajar dengan dan tegak lurus pada gerak bumi mengelilingi
matahari, juga eksperimen ini meperlihatkan bahwa kelajuan cahya sama bagi
semua pengamat, suatu hal yang tidak benar bagi gelombang memerlukan medium
material untuk merambat (seperti gelombang bunyi dan air). Pada akhirnya Michelson
dan Morley gagal karena tidak dapat mendeteksi pergerakan bumi terhadap eter.
2.
Teori Relativitas Khusus
Ø Postulat Relativitas khusus
“semua gerak adalah relatif, kelajuan cahya dalam ruang hampa sama bagi
semua pengamat”.
Untuk mengatakan bahwa sesuatu
bergerak selalu menyangkut kerangka khusus sebagai acuan. Kita tidak bisa
mendapatkan kerangka universal yang meliputi seluruh ruang, ini berarti tidak
terdapat “gerak absolut”. Gerak hanya
berarti terhadap kerangka acuan tertentu. Teori relativitas ini muncul sebagai
hasil analisis konsekuensi fisis yang tersirat oleh ketiadaan kerangka acuan
universal.
Permasalahan yang dimunculkan percobaan
Michelson-Morley ini ternyata baru berhasil terpecahkan dengan teori
relativitas khusus yang menjadi landasan bagi konsep-konsep baru tentang ruang
dan waktu. Teori
ini diusulkan oleh Albert Einstein sepuluh tahun yang lalu, mempersoalkan
kerangka yang dipercepat satu terhadap yang lainnya. Teori relativitas khusus
ini bersandar pada dua postulat.
Ø Postulat pertama, prinsip
relativitas, postulat ini menyatakan ketiadaan kerangka acuan yang universal.
Jika hukum fisika berbeda untuk pengamat yang berbeda dalam keadaan gerak
relatif, maka kita dapat menentukan mana yang dalam keadaan “diam” dan mana
yang “bergerak” dari perbedaan tersebut. Tetapi, karena tidak terdapat kerangka
acuan universal, perbedaan itu tidak terdapat, sehingga muncul postulat di
atas.
Ø Postulat kedua menyatakan
bahwa kepesatan cahaya dalam ruang hampa sama besar untuk semua pengamat, tidak
bergantung dari keadaan gerak pengamat itu.
Einstein menunjukkan bahwa
teori Maxwell sesuai dengan relativitas khusus, sedangkan mekanika Newton
tidak, dan modifikasi Einstein mengenai mekanika membawa kedua cabang fisika
tersebut menuju persesuaian.
3.
Teori relativitas Newton
Newton lebih menjelaskan
tentang relativitas klasik mencakup tranformasi sederhana diantara benda yang
bergerak dan seorang pengamat pada kerangka acuan lain yang diam (inersia).
Efek dari perpindahan listrik
dan gravitasi yang berbeda-beda, seperti " persegi terbalik " hukum
Newton. Di sinilah perbedaan antara "gaya gravitasi" dan efek inersia
dan momentum menjadi jelas. Secara tradisional, inersia selalu dianggap
(menurut Hukum Pertama Newton tentang Gerak) kecenderungan tubuh "saat
istirahat" atau dalam "kecepatan konstan" relatif terhadap bumi.
Karena semua benda yang diam
relatif terhadap bumi sudah bergerak dengan "kecepatan konstan" sama
bumi namun hanya perubahan dalam gerakan relatif terhadap bumi menjadi pokok
permasalahan, dan setiap perubahan tersebut mempengaruhi pola aliran massa
dalam tabung kekuatan, ketika bergerak melalui eter, pada waktu tertentu.
Karena hanya tubuh yang bergerak dalam hal ke bumi secara tradisional dikatakan
memiliki "momentum" ("produk dari massa tubuh dan kecepatan"),
aturan ini salah, karena semua badan "saat istirahat" relatif
terhadap bumi sudah memiliki "momentum" serta "inersia".
Momentum dan inersia adalah
karena "kecenderungan" yang sama persis, yang berhubungan akhirnya
suatu kerangka acuan ke eter universal, tetapi untuk kenyamanan-karena kita
tidak memiliki "memperbaiki" mutlak pada eter belum-kita menggunakan
bergerak bumi sebagai kerangka acuan dari mana untuk mengukur tingkat sebuah
tubuh dari perubahan relatif terhadap eter, seperti bumi mempertahankan
kecepatannya relatif konstan.
4.
Teori Elektromagnetik
Tahun 1888, Hertz membuktikan
hipotesis Max Well bahwa cahaya termasuk gelombang elektromagnetik yang
merambat melalui medium. Melalui penelitian para ilmuwan kemudian mengemukakan hipotesis eter. Hipotesis
tersebut “jagat raya dipenuhi oleh eter stasioner yang tidak mempunyai wujud
tetapi dapat menghantarkan perambatan
gelombang “
Pada 1879, James Clerk Maxwell
(1831-1879) mengatakan bahwa kecepatan dari tata surya relatif terhadap eter
dapat ditentukan dengan mengamati keterbelakangan dari gerhana satelit Jupiter.
Perilaku ini yang diamati cahaya bintang bisa dilihat dengan gambar mantap
sebagai bumi bergerak melalui ruang-menunjukkan eter stasioner relatif terhadap
bumi yang bergerak, tata surya, dan badan lainnya
Eter stasioner, muncul untuk
bergerak melalui sebuah badan bumi yang terikat, karena gerakan bumi melalui
itu, mengalami perubahan dalam perpindahan listrik, karena perbedaan konstanta
dielektrik antara ruang luar tubuh dan ruang dalam tubuh. Perpindahan listrik di
eter luar tubuh sebelum masuk, dan perpindahan listrik karena memasuki dan
melewati tubuh, perubahan akibat perubahan konstanta dielektrik, dan
mempengaruhi "isi listrik" (proton dan elektron, biaya listrik dan
bidang, dan medan magnet) dalam tubuh. Perubahan ini pada gilirannya
menyebabkan perubahan perpindahan listrik dari eter-dorong ke bawah pada sebuah
atom tubuh, jauh dari posisi "keseimbangan" yang sudah ada, mana atom
akan menduduki dengan tidak adanya gravitasi-seperti kata Maxwell.
5.
Eter menurut Fresnel
Eter adalah ultrafine, namun
sangat padat, dan terdiri dari materi listrik positif dan negatif, yang
melingkupi semua yang disebut "ruang bebas", serta ruang yang
"diduduki" oleh "massa" menurut para fisikawan eter adalah
masalah yang agak berat "karena sebagian besar ruang". Karena eter
adalah stasioner, itu berarti ditimbang yang bergerak melalui itu bukan
sebaliknya.
6.
Eter menurut J.J Thompson
Eter adalah transparan, karena
ultra halus struktur, frekuensi tinggi, yang tidak membiaskan atau mencerminkan
cahaya tampak, karena ukuran ultrafine yang terlalu kecil untuk bereaksi
terhadap radiasi frekuensi rendah. Untuk momentively "akses" eter
dengan cara pendorong, pulsa tegangan tinggi diperlukan. Hal ini sesuai dalam
"Momentum elektromagnetik" teori Thomson, dan dikonfirmasi dengan tes
yang dilakukan oleh Nikola Tesla tahun 1891.
Tesla menyatakan bahwa eter
itu menjadi media 'solid state' untuk "cahaya dan panas" (cahaya
tampak dan inframerah), dan dapat diakses dengan menundukkan ke "tegangan
yang cukup tinggi dan frekuensi". Eter menjadi lebih jelas ketika terjadi
perubahan mendadak dalam arah gerakan, tingkat percepatan, atau kecepatan
tubuh.
B.
Materi Bermasa
Materi adalah setiap objek atau bahan yang
membutuhkan ruang, yang jumlahnya diukur oleh suatu sifat yang
disebut massa. Secara umum materi dapat juga didefinisikan
sebagai sesuatu yang memiliki massa dan menempati volume. Materi tersusun atas molekul-molekul, dan molekul pun tersusun atas atom-atom. Materi umumnya dapat dijumpai dalam empat fase berbeda, yaitu padat, cairan, gas, dan plasma (wujud zat). Namun demikian, terdapat pula fase
materi yang lain, seperti kondensat Bose-Einstein.
Materi terbagi
atas dua yaitu :
1.
Materi Bermassa adalah materi yang memiliki muatan,
bermassa, dan mempunyai wujud. Contoh materi bermassa adalah
·
Proton
Proton adalah partikel subatomik dengan muatan positif sebesar 1.6 × 10-19 coulomb dan massa 938 MeV (1.6726231 ×
10-27 kg, atau sekitar 1836 kali massa sebuah elektron).
Suatu atom biasanya terdiri dari
sejumlah proton dan netron yang berada di bagian inti (tengah)
atom, dan sejumlah elektron yang mengelilingi inti tersebut. Dalam atom
bermuatan netral, banyaknya proton akan sama dengan jumlah elektronnya.
Banyaknya proton di bagian inti biasanya akan menentukan sifat kimia suatu
atom. Inti atom sering dikenal juga dengan istilah
nuklei, nukleus, atau nukleon (bhs Inggris: nucleon), dan
reaksi yang terjadi atau berkaitan dengan inti atom ini disebut reaksi nuklir.
·
Meson
Meson adalah partikel subatom yang terdiri dari satu quark dan antiquark yang terikat oleh gaya nuklir kuat. Meson juga artikel yang massanya diantara massa
proton dan elektron.
Meson diperkirakan memunyai jari-jari sekitar
satu femtometer (10−15 m) atau 2/3 ukuran proton atau neutron. Semua meson bersifat tidak stabil karena
quark dan antiquark akan saling memusnahkan. Meson hanya dapat bertahan paling
lama sekitar 1/100.000.000 detik. Meson bermuatan dapat meluruh (kadang-kadang melalui
partikel perantara) dan membentuk elektron dan neutrino. Meson tak bermuatan bisa meluruh menjadi foton.
Massa meson : 1.
M-meson 207 x massa elektron disebut muon
2. M-meson 273 x massa elektron disebut pion
·
Barion
Barion adalah artikel
yang massanya lebih besar atau sama dengan massa proton.
2.
Materi Tidak Bermassa adalah materi yang tidak
bermuatan, tidak memiliki massa, dan tidak ada wujudnya. Contoh materi tidak
bermassa :
·
Gelombang Suara
Bunyi atau suara adalah kompresi
mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat melalui medium. Medium atau
zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat, gas. Jadi, gelombang bunyi
dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara jadi, gema adalah
gelombang pantul/ reaksi dari gelombang yang dipancarkan bunyi.
Gelombang bunyi terdiri dari
molekul-molekul udara yang bergetar maju-mundur. Tiap saat, molekul-molekul itu
berdesakan di beberapa tempat, sehingga menghasilkan wilayah tekanan tinggi,
tapi di tempat lain merenggang, sehingga menghasilkan wilayah tekanan rendah.
Gelombang bunyi ini menghantarkan bunyi ke telinga manusia. Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal.
Bunyi merambat di udara dengan
kecepatan 1.224 km/jam. Bunyi merambat lebih lambat jika suhu dan tekanan udara
lebih rendah. Di udara tipis dan dingin pada ketinggian lebih dari 11 km,
kecepatan bunyi 1.000 km/jam. Di air, kecepatannya 5.400 km/jam.
Kebanyakan suara adalah merupakan
gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan
dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitudo
atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam desibel.
Daftar Pustaka
Akbar, Najwa. Teknologi
dan Perkembangannya: Resume Sejarah Fisika: Perkembangan Ilmu Fisika jaman Pra
sejarah sampai dengan Eter dan Materi Bermassa. (Internet). (Terdapat di :http://teknologiidanperkembangan.blogspot.com/2012/11/resume-sejarah-fisika-perkembangan-ilmu.html). Diakses pada 20
Mei 2013.
Anonim. Eter - Wikipedia
bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. (Internet). (Terdapat di : http://id.wikipedia.org/wiki/Eter). Diakses pada 20
Mei 2013.
Anonim. Terjemahan SeSa
Media: “Fisika Eter Rahasia” | Unseen Hand. (Internet). (terdapat di : http://unseenhands.wordpress.com/2009/06/16/terjemahan-sesa-media-fisika-eter-rahasia/). Diakses pada 20
Mei 2013.
Triana, Desilawati. 2012. Eter dan Materi Bermasa. Makalah.
Indralaya : Universitas Sriwijaya.
YouTube. James clerk
maxwell. (Internet). (Terdapat di : https://www.youtube.com/results?search_query=james+clerk+maxwell&oq=james+clerk+maxwell&gs_l=youtube.3..0l6.40170.71636.0.72715.37.27.0.3.3.0.430.7107.3j1j11j11j1.27.0...0.0...1ac.1.11.youtube.Pl_5Vf89Inw). Diakses pada 22
Mei 2013.