Kamis, 18 Juli 2013

PERKEMBANGAN ASTRONOMI MODERN

PERKEMBANGAN ASTRONOMI MODERN

Tujuan           :
1.      Untuk Mengetahui pengertian astronomi.
2.      Untuk Memahami perbedaan antara, astronomi, astrofisika, dan astrologi.
3.      Untuk Menyebutkan dan menjelaskan cabang-cabang ilmu astronomi beserta sifatnya.
4.      Untuk Mengetahui dan Menjelaskan subjek pengklarifikasian ilmu astronomi.
5.      Untuk Mendeskripsikan sejarah perkembangan astronomi modern.
6.      Untuk Menjelaskan sistem astronomi dari Muller.
7.      Untuk Menceritakan sistem astronomi Copernicus.
8.      Untuk Mengenal sistem astronomi Ticho Brahe dan Keppler.
9.      Untuk Menceritakan kontribusi Ilmuan Muslim dalam bidang astronomi.
10.  Untuk Mengetahui kontribusi Al-Battani di bidang astronomi.
11.  Untuk Mengenal Al-Sufi sebagai ilmuan di bidang astronomi.
12.  Untuk Mengetahui kontribusi Al-Biruni dalam astronomi.
13.  Untuk Menyebutkan kontribusi Ibnu Yunus dalam ilmu astronomi.
14.  Untuk Mengenal Al-Farghani sebagai ilmuan di bidang astronomi.
15.  Untuk Mengetahui kontribusi Al-Zarqali dalam astronomi.
16.  Untuk Menyebutkan kontribusi Jabir Ibn Aflah dalam bidang astronomi.
17.  Untuk Mendeskripsikan perkembangan ilmu astronomi zaman modern.
18.  Untuk Menceritakan perkembangan ilmu astronomi di Indonesia.



Pertanyaan    :
1.      Sebutkan dan Jelaskan pengertian astronomi!
2.      Apa perbedaan antara, astronomi, astrofisika, dan astrologi?
3.      Sebutkan dan Jelaskan cabang-cabang ilmu astronomi beserta sifatnya!
4.      Apa saja subjek pengklarifikasian ilmu astronomi?
5.      Deskripsikan sejarah perkembangan astronomi modern!
6.      Jelaskan sistem astronomi dari Muller!
7.      Ceritakan sistem astronomi Copernicus!
8.      Bagaimana sistem astronomi Ticho Brahe dan Keppler?
9.      Ceritakan kontribusi Ilmuan Muslim dalam bidang astronomi!
10.  Apa saja kontribusi Al-Battani di bidang astronomi?
11.  Bagaimana peranan Al-Sufi sebagai ilmuan di bidang astronomi?
12.  Jelaskan kontribusi Al-Biruni dalam astronomi!
13.  Sebutkan kontribusi Ibnu Yunus dalam ilmu astronomi!
14.  Bagaimana peranan Al-Farghani sebagai ilmuan di bidang astronomi?
15.  Apa saja kontribusi Al-Zarqali dalam astronomi?
16.  Sebutkan kontribusi Jabir Ibn Aflah dalam bidang astronomi!
17.  Deskripsikan perkembangan ilmu astronomi zaman modern!
18.  Ceritakan perkembangan ilmu astronomi di Indonesia!



                                                                                                         
Peta Konsep   :

Pembahasan  :
A.    Hakekat Astronomi

1.      Pengertian Dasar Astronomi
Astronomi, yang secara etimologi berarti "ilmu bintang" (dari Yunani: άστρο, + νόμος), adalah ilmu yang melibatkan pengamatan dan penjelasan kejadian yang terjadi di luar Bumi dan atmosfernya. Ilmu ini mempelajari asal-usul, evolusi, sifat fisik dan kimiawi benda-benda yang bisa dilihat di langit (dan di luar Bumi), juga proses yang melibatkan mereka.
Selama sebagian abad ke-20, astronomi dianggap terpilah menjadi astrometri, mekanika langit, dan astrofisika. Secara umum baik "astronomi" maupun "astrofisika" boleh digunakan untuk menyebut ilmu yang sama. Penelitian-penelitian astronomi modern kebanyakan berurusan dengan topik-topik yang berkenaan dengan fisika, sehingga bisa saja kita mengatakan bahwa astronomi modern adalah astrofisika.
Astronomi adalah salah satu di antara sedikit ilmu pengetahuan di mana amatir masih memainkan peran aktif, khususnya dalam hal penemuan dan pengamatan fenomena sementara. Astronomi jangan dikelirukan dengan astrologi, ilmu semu yang mengasumsikan bahwa takdir manusia dapat dikaitkan dengan letak benda-benda astronomis di langit. Meskipun memiliki asal-muasal yang sama, kedua bidang ini sangat berbeda; astronom menggunakan metode ilmiah, sedangkan astrologi tidak.

2.      Cabang-Cabang Ilmu Astronomi
Pada abad ke-20, astronomi profesional terbagi menjadi dua cabang: astronomi observasional dan astronomi teoretis. Yang pertama melibatkan pengumpulan data dari pengamatan atas benda-benda langit, yang kemudian akan dianalisis menggunakan prinsip-prinsip dasar fisika. Yang kedua terpusat pada upaya pengembangan model-model komputer/analitis guna menjelaskan sifat-sifat benda-benda langit serta fenomena-fenomena alam lainnya. Adapun kedua cabang ini bersifat komplementer — astronomi teoretis berusaha untuk menerangkan hasil-hasil pengamatan astronomi observasional, dan astronomi observasional kemudian akan mencoba untuk membuktikan kesimpulan yang dibuat oleh astronomi teoretis.
Berdasarkan pada subyek atau masalah, ada beberapa pengklarifikasian dalam ilmu astronomi sebagai berikut:
·         Astrometri: cabang ilmu Astronomi yang mempelajari hubungan geometris benda-benda angkasa.
·         Kosmologi: penelitian alam semesta sebagai seluruh dan evolusinya.
·         Fisika galaksi: penelitian struktur dan bagian galaksi kita dan galaksi lain.
·         Astronomi ekstragalaksi: penelitian benda (sebagian besar galaksi) di luar galaksi kita.
·         Pembentukan galaksi dan evolusi: penelitian pembentukan galaksi, dan evolusi mereka.
·         Ilmu planet: penelitian planet dan tata surya.
·         Fisika bintang: penelitian struktur bintang.
·         Evolusi bintang: penelitian evolusi bintang dari pembentukan mereka sampai akhir mereka sebagai bintang sisa.
·         Pembentukan bintang: penelitian kondisi dan proses yang menyebabkan pembentukan bintang di dalam awan gas, dan proses pembentukan itu sendiri.

B.     Sejarah Perkembangan Astronomi Modern
Awal perkembangan ilmu astronomi modern dimulai oleh Purbach (1423-1461) di universitas Wina serta lebih khusus lagi oleh muridnya Yohanes muller (1436-1476).Johanes Muller pergi ke Italia khusus untuk belajar karya asli Ptolemeus tentang astronomi bersama temannya Walther (1430-1504).
Muller bersama Walther membuat penanggalan berdasarkan benda-benda langit yang banyak dipakai oleh para pelaut Spanyol dan Portugis. Muller meninggal sebelum ia dapat melaksanakan niatnya. Pengamatan muller dilanjutkan oleh temannya, Walther dan Albrecht Durer. Maka, ketika Nicolas Copernicus (1473-1543) memulai karyanya, telah terdapat cukup banyak karya hasil pengamatan astronomi.
Sistem Copernicus yang baru tentang alam semesta menempatkan matahari sebagai pusat alam semesta, serta terdapat tiga jenis gerakan bumi. Tiga jenis gerakan bumi itu adalah gerak rotasi bumi (perputaran bumi pada porosnya), gerak revolusi (gerak bumi mengelilingi matahari) dan suatu girasi perputaran sumbu bumi yang mempertahankan waktu siang dan malam sama panjangnya.
Dalam sistem copernicus, bumi dan semua planet bergerak mengitari matahari dengan arah yang sama dan laju yang berkurang semakin jauh dari matahari. Sementara itu, matahari yang berada di pusat dan bintang-bintang yang berada di luar tata surya berada pada tempatnya yang tetap. Dengan sistem Copernicus, perhitungan astronomi dibuat menjadi lebih mudah, karena melibatkan jumlah lingkaran yang lebih sedikit. Selanjutnya terdapat keberatan-keberatan terhadap sistem Copernicus. Keberatan pertama adalah kenyataan bahwa pusat tata surya tidak tepat berada pada matahari. Keberatan kedua, yang lebih serius, menyatakan bahwa bila bumi berputar, maka udara cenderung tertinggal di belakang, hal ini akan menimbulkan angin yang arahnya ke timur. Keberatan lebih jauh terhadap sistem copernicus adalah bila bumi berputar, maka bumi akan hancur berkeping-keping oleh gaya sentrifugal.
Copernicus berpendapat bahwa spin dan gerakan dalam suatu lingkaran adalah gerakan-gerakan yang spontan, merupakan sifat alami dari suatu bentuk bola dimana bumi dan benda-benda langit ada. Maka bersama copernicus muncul suatu sistem cosmos yang betul-betul baru. Penggerak alam semesta tidak lagi penting. Matahari sebagai pusat tatasurya menjadi pengatur alam semesta. Sistem Copernicus tetap mempertahankan nilai-nilai lama dalam sistem cosmos yaitu bumi sebagai pusat alam semesta. Itulah mungkin sebabnya copernicus mengajukan suatu sistem baru, heliosentris.
Pengamatan paling penting dalam bidang astronomi modern adalah yang dilakukan oleh Ticho Brahe. Ia menganut pendangan geosentris. Kepler adalah anak seorang tentara wurtemburg. Ia mempelajari sistem copernicus di Tubingen. Karya pertama Kepler dalam bidang astronomi berjudul The Mysteri of the Universe yang diterbitkan pada tahun 1596.  Pada tahun 1609, Kepler menemukan ternyata elips sangat cocok dengan hasil pengamatan Ticho Brahe. Kepler tidak lagi menggunakan lingkaran sebagai lintasan benda-benda langit melainkan elips.
C.    Kontribusi Ilmuwan Muslim Dalam Bidang Astronomi
Astronomi berkembang begitu pesat pada masa keemasan Islam (8 - 15 M). Salah satu bukti dan pengaruh astronomi Islam yang cukup signifikan adalah penamaan sejumlah bintang yang menggunakan bahasa Arab. Ahli sejarah sains, Donald Routledge Hill, membagi sejarah astronomi Islam ke dalam empat periode. Periode pertama (700-825 M) adalah masa asimilasi dan penyatuan awal dari astronomi Yunani, India dan Sassanid. Periode kedua (825-1025) adalah masa investigasi besar-besaran dan penerimaan serta modifikasi sistem Ptolomeus. Periode ketiga (1025-1450 M), masa kemajuan sistem astronomi Islam. Periode keempat (1450-1900 M), masa stagnasi, hanya sedikit kontribusi yang dihasilkan.
Sejumlah, ahli astronomi Islam pun bermunculan : Nasiruddin at-Tusi yang  berhasil memodifikasi model semesta episiklus Ptolomeus dengan prinsip-prinsip mekanika untuk menjaga keseragaman rotasi benda-benda langit. Selain itu, ahli matematika dan astronomi Al-Khawarizmi, banyak membuat tabel-tabel untuk digunakan menentukan saat terjadinya bulan baru, terbit-terbenam matahari, bulan, planet, dan untuk prediksi gerhana. Ahli astronomi lainnya, seperti Al-Batanni yang banyak mengoreksi perhitungan Ptolomeus mengenai orbit bulan dan planet-planet tertentu.
Berikut adalah beberapa ahli astronomi Islam yang telah memberi kontribusi bagi perkembangan astronomi:
1. Al-Battani (858-929) : Sejumlah karya tentang astronomi terlahir dari buah pikirnya. Salah satu karyanya yang paling populer adalah al-Zij al-Sabi. Ia berhasil menentukan perkiraan awal bulan baru, perkiraan panjang matahari, dan mengoreksi hasil kerja Ptolemeus mengenai orbit bulan dan planet-planet tertentu. Al-Battani juga mengembangkan metode untuk menghitung gerakan dan orbit planet-planet.
2. Al-Sufi (903-986 M) : Al-Sufi merupakan sarjana Islam yang mengembangkan astronomi terapan. Ia berkontribusi besar dalam menetapkan arah laluan bagi matahari, bulan, dan planet dan juga pergerakan matahari, dan ia juga menetapkan ciri-ciri bintang, memperbincangkan kedudukan bintang, jarak, dan warnanya, serta Ia menulis mengenai astrolabe.
3. Al-Biruni (973-1050 M) : Merupakan ahli astronomi pada zaman Renaissance. Ia telah menyatakan bahwa bumi berputar pada porosnya dan jua memperkirakan ukuran bumi dan membetulkan arah kota Makkah secara saintifik dari berbagai arah di dunia.
4. Ibnu Yunus (1009 M) : Ia menghabiskan masa hidupnya selama 30 tahun dari 977-1003 M untuk memperhatikan benda-benda di angkasa. Dengan menggunakan astrolabe yang besar, hingga berdiameter 1,4 meter, Ibnu Yunus telah membuat lebih dari 10 ribu catatan mengenai kedudukan matahari sepanjang tahun.
5. Al-Farghani : Dia menulis mengenai astrolabe dan menerangkan mengenai teori matematik di balik penggunaan peralatan astronomi itu. Kitabnya yang paling populer adalah Fi Harakat Al-Samawiyah wa Jaamai Ilm al-Nujum tentang kosmologi.
6. Al-Zarqali (1029-1087 M) :. Beliau telah menciptakan jadwal Toledan dan juga merupakan seorang ahli yang menciptakan astrolabe yang lebih kompleks bernama Safiha.
7. Jabir Ibn Aflah (1145 M) : Geber, begitu orang barat menyebutnya, adalah ilmuwan pertama yang menciptakan sfera cakrawala mudah dipindahkan untuk mengukur dan menerangkan mengenai pergerakan objek langit

D.    Perkembangan Ilmu Astronomi Pada Zaman Modern
Pada abad ke-19, dengan ilmu spektroskopi dasar - yaitu ilmu yang mempelajari garis spektra (daerah yang mendapatkan lebih sedikit ketika menguraikan cahaya matahari) - para ilmuwan membuktikan bahwa unsur kimia di Matahari, terutama hidrogen dan helium, ditemukan juga di Bumi.
Pada abad ini pula, para ilmuwan menemukan bentuk-bentuk cahaya yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, sehingga dibentuklah ilmu astronomi inframerah, astronomi radio, astronomi sinar X, dan astronomi sinar gamma. Dengan ilmu spektroskopi, diketahui bahwa bintang-bintang lain serupa dengan Matahari, namun dengan berbagai massa, suhu, dan ukurang yang berbeda. Dengan diketahuinya eksitensi galaksi Bima Sakti dan beberapa galaksi lainnya, wawasan astronomi mulai terbuka luas atas kesadaran ilmuwan bahwa terdapat banyak galaksi yang belum semuanya diketahui manusia.
Spektroskopi dipelajari lebih lanjut pada abad ke-20. Observasi tersebut perlu dimengerti, terlebih lagi karena diciptakannya fisika kuantum. Abad tersebut juga merupakan masa ketika kebanyakan pengetahuan yang sekarang digunakan dalam astronomi ditemukan. Dengan bantuan fotografi, benda-benda langit yang tadinya tak terlihat jelas dapat diobservasi. Pada abad ini, diketahui bahwa Matahari merupakan satu dari lebih dari 10 miliar bintang yang terdapat pada suatu galaksi. Eksistensi galaksi-galaksi lain ditetapkan oleh Edwin Hubble, yang memastikan bahwa Andromeda merupakan galaksi lain, dan masih banyak galaksi lain yang jauh dari galaksi kita.

E.     Perkembangan Ilmu Astronomi Di Indonesia
Sejarah telah mencatat, geliat penerapan astronomi di kepulauan Nusantara telah ada sejak beberapa abad silam. Penanggalan kalender jawa, penentuan musim hujan, kemarau, panen, dan ritual kepercayaan lain yang menggunakan peredaran gerak benda langit sebagai acuan. Bahkan, mengutip sebuah lagu “nenek moyangku seorang pelaut”, mereka pun mahir menggunakan rasi-rasi bintang sebagai penunjuk arah.
Zaman beranjak ke masa kerajaan Hindu-Budha, dimana candi-candi dibangun berdasarkan letak astronomis. Candi-candi di daerah Jawa Tengah dibangun dengan menghadap ke arah terbitnya Matahari, timur. Sedangkan bangunan candi di Jawa Timur, menghadap ke barat, dimana Matahari terbenam. Meski begitu, ada sedikit perbedaan dengan candi kebesaran rakyat Indonesia, Candi Borobudur, yang dibangun menghadap ke arah utara-selatan tepat pada sumbu rotasi Bumi. Gunadharma, yang membangun Candi Borobudur memakai patokan bintang polaris yang pada masa dinasti Syailendra masih terlihat dari Pulau Jawa
Minat masyarakat terhadap ilmu yang menjadi “anak tiri” di Indonesia ini telah meningkat selama beberapa tahun terakhir. Secara Internasional, astronomi di Indonesia pun sudah ‘cukup dipandang’. Terbukti dengan dipercayanya Indonesia menjadi tuan rumah APRIM, ajang berkumpulnya para astronom dunia, pada tahun 2005 silam, juga sebagai tuan rumah olimpiade Astronomi Internasional tahun 2008 mendatang. Belum lagi banyaknya siswa yang membawa pulang medali ke tanah air, hasil dari pertarungan mereka dalam Olimpiade Astronomi Internasional maupun Olimpiade Astronomi Asia Pasific.
Indonesia, yang terbentang dari Sabang sampai Merauke hanya memiliki sedikit sekali fasilitas astronomi. Hampir semua kegiatan astronomi terpusat di Observatorium Bosscha dan Planetarium Jakarta. Ide pembuatan observatorium di daerah-daerah terpencil sudah ada sejak dulu. Yang sudah mulai berjalan seperti Planetarium di Palembang dan Tenggarong, Kalimantan. Juga adanya rencana menjadikan Pulau Biak sebagai tempat peluncuran satelit. Para pecinta Astronomi dan masyarakat Indonesia pada umumnya, memiliki mimpi agar dapat dibangun lagi observatorium-observatroium di daerah-daerah ataupun pulau-pulau terpencil lainnya. Selain belum banyak terjamah manusia, hingga tingkat polusinya kecil dan memungkinkan untuk melihat langit sangat cerah, pembangunan fasilitas astronomi itu juga menjadi sebuah ajang penyebaran pendidikan sains yang tentunya dapat mengurangi tingkat kebodohan masyarakat Indonesia.
Pemerintah Indonesia dan para pecinta Astronomi dapat bekerja sama dalam menyebarkan ilmu astronomi. Dengan tersedianya fasilitas media yang cukup banyak, keinginan adanya majalah atau tabloid astronomi tentunya mimpi yang harus diwujudkan. Kesediaan pemerintah untuk menyokong dana riset ataupun kegiatan keilmuan ini juga sangatlah diharapkan.



Daftar Pustaka
Akbar, Najwa. 15 nopember 2012. (Internet) (Terdapat di : http://teknologiidanperkembangan.blogspot.com/2012/11/makalah-perkembangan-astronomi-modern.html). Diakses pada 07 Mei 2013.
Nayoan, Anggis. 04 Januari 2013. (Internet). (Terdapat di :  http://anggisnayoan.blogspot.com/2013/01/perkembangan-astronomi-modern.html). Diakses pada 07 Mei 2013.
Nurma Atusolikah. (Internet). (Terdapat di :  http://nurmaatus.blogdetik.com/2009/09/21/sejarah-panjang-ilmu-astronomi-modern/). 07 Mei 2013.
Anonim. Sejarah: Tugas-5 Perkembangan Ilmu Astronomi. (Internet). (Terdapat di : http://labsky2012.blogspot.com/2012/09/tugas-5-perkembangan-ilmu-astronomi.html). Diakses pada 08 Mei 2013.
Anonim. Teknologi dan Perkembangannya: Makalah: Perkembangan Astronomi Modern. (Internet). (Terdapat di : http://teknologiidanperkembangan.blogspot.com/2012/11/makalah-perkembangan-astronomi-modern.html). Diakses pada 08 Mei 2013.
Monasari. 2012. Perkembangan Ilmu Astronomi Modern. (Makalah). Indralaya : Universitas Sriwijaya.
YouTube. Copernicus Biography. (Internet). (Terdapat di : https://www.youtube.com/watch?v=5HlJLrpL2-I). Diakses pada 10 Mei 2013.


2 komentar: