PERKEMBANGAN ASTRONOMI MODERN
Tujuan :
1.
Untuk Mengetahui pengertian astronomi.
2.
Untuk Memahami perbedaan antara, astronomi,
astrofisika, dan astrologi.
3.
Untuk Menyebutkan dan menjelaskan cabang-cabang
ilmu astronomi beserta sifatnya.
4.
Untuk Mengetahui dan Menjelaskan subjek
pengklarifikasian ilmu astronomi.
5.
Untuk Mendeskripsikan sejarah perkembangan
astronomi modern.
6.
Untuk Menjelaskan sistem astronomi dari Muller.
7.
Untuk Menceritakan sistem astronomi Copernicus.
8.
Untuk Mengenal sistem astronomi Ticho Brahe dan
Keppler.
9.
Untuk Menceritakan kontribusi Ilmuan Muslim dalam
bidang astronomi.
10.
Untuk Mengetahui
kontribusi Al-Battani di bidang astronomi.
11.
Untuk Mengenal
Al-Sufi
sebagai ilmuan di bidang astronomi.
12.
Untuk Mengetahui
kontribusi Al-Biruni dalam astronomi.
13.
Untuk Menyebutkan
kontribusi Ibnu Yunus dalam ilmu astronomi.
14.
Untuk Mengenal
Al-Farghani
sebagai ilmuan di bidang astronomi.
15.
Untuk Mengetahui
kontribusi Al-Zarqali dalam astronomi.
16.
Untuk Menyebutkan
kontribusi Jabir Ibn Aflah dalam bidang astronomi.
17.
Untuk Mendeskripsikan perkembangan ilmu astronomi
zaman modern.
18.
Untuk Menceritakan perkembangan ilmu astronomi di
Indonesia.
Pertanyaan :
1.
Sebutkan dan Jelaskan pengertian astronomi!
2.
Apa perbedaan antara, astronomi, astrofisika, dan
astrologi?
3.
Sebutkan dan Jelaskan cabang-cabang ilmu astronomi
beserta sifatnya!
4.
Apa saja subjek pengklarifikasian ilmu astronomi?
5.
Deskripsikan sejarah perkembangan astronomi modern!
6.
Jelaskan sistem astronomi dari Muller!
7.
Ceritakan sistem astronomi Copernicus!
8.
Bagaimana sistem astronomi Ticho Brahe dan Keppler?
9.
Ceritakan kontribusi Ilmuan Muslim dalam bidang
astronomi!
10.
Apa
saja kontribusi Al-Battani di bidang astronomi?
11.
Bagaimana
peranan Al-Sufi sebagai
ilmuan di bidang astronomi?
12.
Jelaskan
kontribusi Al-Biruni dalam astronomi!
13.
Sebutkan
kontribusi Ibnu Yunus dalam ilmu astronomi!
14.
Bagaimana
peranan Al-Farghani sebagai ilmuan di bidang astronomi?
15.
Apa
saja kontribusi Al-Zarqali dalam astronomi?
16.
Sebutkan
kontribusi Jabir Ibn Aflah dalam bidang astronomi!
17.
Deskripsikan perkembangan ilmu astronomi zaman
modern!
18.
Ceritakan perkembangan ilmu astronomi di Indonesia!
Peta Konsep :
Pembahasan :
A. Hakekat Astronomi
1. Pengertian Dasar Astronomi
Astronomi,
yang secara etimologi berarti "ilmu bintang" (dari Yunani: άστρο, +
νόμος), adalah ilmu yang melibatkan pengamatan dan penjelasan kejadian yang
terjadi di luar Bumi dan atmosfernya. Ilmu ini mempelajari asal-usul, evolusi,
sifat fisik dan kimiawi benda-benda yang bisa dilihat di langit (dan di luar
Bumi), juga proses yang melibatkan mereka.
Selama
sebagian abad ke-20, astronomi dianggap terpilah menjadi astrometri, mekanika
langit, dan astrofisika. Secara
umum baik "astronomi" maupun "astrofisika" boleh digunakan
untuk menyebut ilmu yang sama. Penelitian-penelitian
astronomi modern kebanyakan berurusan dengan topik-topik yang berkenaan dengan
fisika, sehingga bisa saja kita mengatakan bahwa astronomi modern adalah
astrofisika.
Astronomi
adalah salah satu di antara sedikit ilmu pengetahuan di mana amatir masih
memainkan peran aktif, khususnya dalam hal penemuan dan pengamatan fenomena
sementara. Astronomi
jangan dikelirukan dengan astrologi, ilmu semu yang mengasumsikan bahwa takdir
manusia dapat dikaitkan dengan letak benda-benda astronomis di langit. Meskipun
memiliki asal-muasal yang sama, kedua bidang ini sangat berbeda; astronom
menggunakan metode ilmiah, sedangkan astrologi tidak.
2. Cabang-Cabang Ilmu
Astronomi
Pada abad ke-20, astronomi profesional
terbagi menjadi dua cabang: astronomi
observasional dan astronomi
teoretis.
Yang pertama melibatkan pengumpulan data dari pengamatan atas benda-benda
langit, yang kemudian akan dianalisis menggunakan prinsip-prinsip dasar fisika.
Yang kedua terpusat pada upaya pengembangan model-model komputer/analitis guna
menjelaskan sifat-sifat benda-benda langit serta fenomena-fenomena alam
lainnya. Adapun kedua cabang ini bersifat komplementer — astronomi teoretis
berusaha untuk menerangkan hasil-hasil pengamatan astronomi observasional, dan
astronomi observasional kemudian akan mencoba untuk membuktikan kesimpulan yang
dibuat oleh astronomi teoretis.
Berdasarkan pada subyek atau masalah, ada beberapa
pengklarifikasian dalam ilmu astronomi sebagai berikut:
·
Astrometri: cabang ilmu Astronomi yang mempelajari
hubungan geometris benda-benda angkasa.
·
Kosmologi: penelitian alam
semesta sebagai seluruh dan evolusinya.
·
Fisika galaksi: penelitian
struktur dan bagian galaksi kita dan galaksi lain.
·
Astronomi ekstragalaksi:
penelitian benda (sebagian besar galaksi) di luar galaksi kita.
·
Pembentukan galaksi dan
evolusi: penelitian pembentukan galaksi, dan evolusi mereka.
·
Ilmu planet: penelitian planet
dan tata surya.
·
Fisika bintang: penelitian
struktur bintang.
·
Evolusi bintang: penelitian
evolusi bintang dari pembentukan mereka sampai akhir mereka sebagai bintang
sisa.
·
Pembentukan bintang:
penelitian kondisi dan proses yang menyebabkan pembentukan bintang di dalam
awan gas, dan proses pembentukan itu sendiri.
B.
Sejarah
Perkembangan Astronomi Modern
Awal perkembangan ilmu astronomi modern
dimulai oleh Purbach (1423-1461) di universitas Wina serta lebih khusus lagi
oleh muridnya Yohanes muller (1436-1476).Johanes Muller pergi ke Italia khusus
untuk belajar karya asli Ptolemeus tentang astronomi bersama temannya Walther
(1430-1504).
Muller bersama Walther membuat penanggalan
berdasarkan benda-benda langit yang banyak dipakai oleh para pelaut Spanyol dan
Portugis. Muller meninggal sebelum ia dapat melaksanakan niatnya. Pengamatan muller dilanjutkan oleh temannya,
Walther dan Albrecht Durer. Maka, ketika Nicolas Copernicus (1473-1543) memulai karyanya, telah
terdapat cukup banyak karya hasil pengamatan astronomi.
Sistem Copernicus yang baru tentang alam
semesta menempatkan matahari sebagai pusat alam semesta, serta terdapat tiga
jenis gerakan bumi. Tiga jenis gerakan bumi itu adalah gerak rotasi bumi (perputaran bumi
pada porosnya), gerak revolusi (gerak bumi mengelilingi matahari) dan suatu girasi
perputaran sumbu bumi yang mempertahankan waktu siang dan malam sama
panjangnya.
Dalam sistem copernicus, bumi dan semua
planet bergerak mengitari matahari dengan arah yang sama dan laju yang
berkurang semakin jauh dari matahari. Sementara itu, matahari yang berada di
pusat dan bintang-bintang yang berada di luar tata surya berada pada tempatnya yang tetap. Dengan sistem Copernicus, perhitungan
astronomi dibuat menjadi lebih mudah, karena melibatkan jumlah lingkaran yang
lebih sedikit. Selanjutnya terdapat keberatan-keberatan terhadap sistem Copernicus. Keberatan pertama adalah kenyataan bahwa pusat tata surya tidak
tepat berada pada matahari. Keberatan kedua, yang lebih serius, menyatakan bahwa bila bumi berputar,
maka udara cenderung tertinggal di belakang, hal ini akan menimbulkan angin
yang arahnya ke timur. Keberatan lebih jauh terhadap sistem copernicus adalah
bila bumi berputar, maka bumi akan hancur berkeping-keping oleh gaya
sentrifugal.
Copernicus berpendapat bahwa spin dan gerakan
dalam suatu lingkaran adalah gerakan-gerakan yang spontan, merupakan sifat
alami dari suatu bentuk bola dimana bumi dan benda-benda langit ada. Maka bersama copernicus muncul suatu sistem
cosmos yang betul-betul baru. Penggerak alam semesta tidak lagi penting.
Matahari sebagai pusat tatasurya menjadi pengatur alam semesta. Sistem Copernicus tetap mempertahankan nilai-nilai lama dalam
sistem cosmos yaitu bumi sebagai pusat alam semesta. Itulah mungkin sebabnya
copernicus mengajukan suatu sistem baru, heliosentris.
Pengamatan paling penting dalam bidang
astronomi modern adalah yang dilakukan oleh Ticho Brahe. Ia menganut pendangan geosentris. Kepler adalah anak seorang tentara
wurtemburg. Ia mempelajari sistem copernicus di Tubingen. Karya pertama Kepler dalam
bidang astronomi berjudul The Mysteri of the Universe yang diterbitkan pada
tahun 1596. Pada tahun 1609, Kepler menemukan ternyata
elips sangat cocok dengan hasil pengamatan Ticho Brahe. Kepler tidak lagi menggunakan lingkaran
sebagai lintasan benda-benda langit melainkan elips.
C. Kontribusi Ilmuwan Muslim Dalam Bidang Astronomi
Astronomi berkembang
begitu pesat pada masa keemasan Islam (8 - 15 M). Salah satu bukti dan
pengaruh astronomi Islam yang cukup signifikan adalah penamaan sejumlah
bintang yang menggunakan bahasa Arab. Ahli
sejarah sains, Donald Routledge Hill, membagi sejarah astronomi Islam ke
dalam empat periode. Periode pertama (700-825 M) adalah masa asimilasi dan
penyatuan awal dari astronomi Yunani, India dan Sassanid. Periode kedua
(825-1025) adalah masa investigasi besar-besaran dan penerimaan serta
modifikasi sistem Ptolomeus. Periode ketiga (1025-1450 M), masa kemajuan
sistem astronomi Islam. Periode keempat (1450-1900 M), masa stagnasi, hanya
sedikit kontribusi yang dihasilkan.
Sejumlah, ahli astronomi
Islam pun bermunculan : Nasiruddin
at-Tusi yang berhasil memodifikasi model semesta
episiklus Ptolomeus dengan prinsip-prinsip mekanika untuk menjaga keseragaman
rotasi benda-benda langit. Selain itu, ahli matematika dan astronomi
Al-Khawarizmi, banyak membuat tabel-tabel untuk digunakan menentukan saat
terjadinya bulan baru, terbit-terbenam matahari, bulan, planet, dan untuk
prediksi gerhana. Ahli astronomi lainnya, seperti Al-Batanni yang banyak mengoreksi
perhitungan Ptolomeus mengenai orbit bulan dan planet-planet tertentu.
Berikut
adalah beberapa ahli astronomi Islam yang telah memberi kontribusi
bagi perkembangan
astronomi:
1.
Al-Battani (858-929) : Sejumlah
karya tentang astronomi terlahir dari buah pikirnya. Salah satu karyanya yang
paling populer adalah al-Zij al-Sabi. Ia berhasil menentukan perkiraan awal
bulan baru, perkiraan panjang matahari, dan mengoreksi hasil kerja Ptolemeus
mengenai orbit bulan dan planet-planet tertentu. Al-Battani juga
mengembangkan metode untuk menghitung gerakan dan orbit planet-planet.
2.
Al-Sufi (903-986 M) : Al-Sufi
merupakan sarjana Islam yang mengembangkan astronomi terapan. Ia
berkontribusi besar dalam menetapkan arah laluan bagi matahari, bulan, dan
planet dan juga pergerakan matahari,
dan ia juga menetapkan ciri-ciri bintang,
memperbincangkan kedudukan bintang, jarak, dan warnanya, serta Ia menulis mengenai
astrolabe.
3. Al-Biruni
(973-1050 M) : Merupakan ahli
astronomi pada zaman Renaissance. Ia telah menyatakan bahwa bumi berputar
pada porosnya dan jua memperkirakan
ukuran bumi dan membetulkan arah kota Makkah secara saintifik dari berbagai
arah di dunia.
4. Ibnu Yunus (1009 M) : Ia menghabiskan masa
hidupnya selama 30 tahun dari 977-1003 M untuk memperhatikan benda-benda di
angkasa. Dengan menggunakan astrolabe yang besar, hingga berdiameter 1,4
meter, Ibnu Yunus telah membuat lebih dari 10 ribu catatan mengenai kedudukan
matahari sepanjang tahun.
5. Al-Farghani : Dia menulis mengenai
astrolabe dan menerangkan mengenai teori matematik di balik penggunaan
peralatan astronomi itu. Kitabnya yang paling populer adalah Fi Harakat
Al-Samawiyah wa Jaamai Ilm al-Nujum tentang kosmologi.
6. Al-Zarqali
(1029-1087 M) :.
Beliau telah menciptakan jadwal Toledan dan juga merupakan seorang ahli yang
menciptakan astrolabe yang lebih kompleks bernama Safiha.
7. Jabir
Ibn Aflah (1145 M) : Geber,
begitu orang barat menyebutnya, adalah ilmuwan pertama yang menciptakan sfera
cakrawala mudah dipindahkan untuk mengukur dan menerangkan mengenai
pergerakan objek langit
|
|
D.
Perkembangan
Ilmu Astronomi Pada Zaman Modern
Pada
abad ke-19, dengan ilmu spektroskopi dasar - yaitu ilmu yang mempelajari
garis spektra (daerah yang mendapatkan lebih sedikit ketika menguraikan
cahaya matahari) - para ilmuwan membuktikan bahwa unsur kimia di Matahari,
terutama hidrogen dan helium, ditemukan juga di Bumi.
Pada
abad ini pula, para ilmuwan menemukan bentuk-bentuk cahaya yang tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang, sehingga dibentuklah ilmu astronomi
inframerah, astronomi radio, astronomi sinar X, dan astronomi sinar gamma.
Dengan ilmu spektroskopi, diketahui bahwa bintang-bintang lain serupa dengan
Matahari, namun dengan berbagai massa, suhu, dan ukurang yang berbeda. Dengan
diketahuinya eksitensi galaksi Bima Sakti dan beberapa galaksi lainnya,
wawasan astronomi mulai terbuka luas atas kesadaran ilmuwan bahwa terdapat
banyak galaksi yang belum semuanya diketahui manusia.
Spektroskopi
dipelajari lebih lanjut pada abad ke-20. Observasi tersebut perlu dimengerti,
terlebih lagi karena diciptakannya fisika kuantum. Abad tersebut juga
merupakan masa ketika kebanyakan pengetahuan yang sekarang digunakan dalam
astronomi ditemukan. Dengan bantuan fotografi, benda-benda langit yang
tadinya tak terlihat jelas dapat diobservasi. Pada abad ini, diketahui bahwa
Matahari merupakan satu dari lebih dari 10 miliar bintang yang terdapat pada
suatu galaksi. Eksistensi galaksi-galaksi lain ditetapkan oleh Edwin Hubble,
yang memastikan bahwa Andromeda merupakan galaksi lain, dan masih banyak
galaksi lain yang jauh dari galaksi kita.
|
E.
Perkembangan
Ilmu Astronomi Di Indonesia
Sejarah telah mencatat,
geliat penerapan astronomi di kepulauan Nusantara telah ada sejak beberapa abad
silam. Penanggalan kalender jawa, penentuan musim hujan, kemarau, panen, dan
ritual kepercayaan lain yang menggunakan peredaran gerak benda langit sebagai
acuan. Bahkan, mengutip sebuah lagu “nenek moyangku seorang pelaut”, mereka pun
mahir menggunakan rasi-rasi bintang sebagai penunjuk arah.
Zaman beranjak ke masa
kerajaan Hindu-Budha, dimana candi-candi dibangun berdasarkan letak astronomis.
Candi-candi di daerah Jawa Tengah dibangun dengan menghadap ke arah terbitnya
Matahari, timur. Sedangkan bangunan candi di Jawa Timur, menghadap ke barat,
dimana Matahari terbenam. Meski begitu, ada sedikit perbedaan dengan candi
kebesaran rakyat Indonesia, Candi Borobudur, yang dibangun menghadap ke arah
utara-selatan tepat pada sumbu rotasi Bumi. Gunadharma, yang membangun Candi
Borobudur memakai patokan bintang polaris yang pada masa dinasti Syailendra
masih terlihat dari Pulau Jawa
Minat masyarakat terhadap
ilmu yang menjadi “anak tiri” di Indonesia ini telah meningkat selama beberapa
tahun terakhir. Secara Internasional, astronomi di Indonesia pun sudah ‘cukup
dipandang’. Terbukti dengan dipercayanya Indonesia menjadi tuan rumah APRIM,
ajang berkumpulnya para astronom dunia, pada tahun 2005 silam, juga sebagai
tuan rumah olimpiade Astronomi Internasional tahun 2008 mendatang. Belum lagi
banyaknya siswa yang membawa pulang medali ke tanah air, hasil dari pertarungan
mereka dalam Olimpiade Astronomi Internasional maupun Olimpiade Astronomi Asia
Pasific.
Indonesia, yang terbentang
dari Sabang sampai Merauke hanya memiliki sedikit sekali fasilitas astronomi.
Hampir semua kegiatan astronomi terpusat di Observatorium Bosscha dan
Planetarium Jakarta. Ide pembuatan observatorium di daerah-daerah terpencil
sudah ada sejak dulu. Yang sudah mulai berjalan seperti Planetarium di
Palembang dan Tenggarong, Kalimantan. Juga adanya rencana menjadikan Pulau Biak
sebagai tempat peluncuran satelit. Para pecinta Astronomi dan masyarakat
Indonesia pada umumnya, memiliki mimpi agar dapat dibangun lagi
observatorium-observatroium di daerah-daerah ataupun pulau-pulau terpencil
lainnya. Selain belum banyak terjamah manusia, hingga tingkat polusinya kecil
dan memungkinkan untuk melihat langit sangat cerah, pembangunan fasilitas
astronomi itu juga menjadi sebuah ajang penyebaran pendidikan sains yang
tentunya dapat mengurangi tingkat kebodohan masyarakat Indonesia.
Pemerintah Indonesia dan
para pecinta Astronomi dapat bekerja sama dalam menyebarkan ilmu astronomi.
Dengan tersedianya fasilitas media yang cukup banyak, keinginan adanya majalah
atau tabloid astronomi tentunya mimpi yang harus diwujudkan. Kesediaan
pemerintah untuk menyokong dana riset ataupun kegiatan keilmuan ini juga sangatlah
diharapkan.
Daftar Pustaka
Akbar, Najwa. 15
nopember 2012. (Internet) (Terdapat di
: http://teknologiidanperkembangan.blogspot.com/2012/11/makalah-perkembangan-astronomi-modern.html). Diakses pada 07 Mei
2013.
Nayoan, Anggis. 04
Januari 2013. (Internet). (Terdapat di : http://anggisnayoan.blogspot.com/2013/01/perkembangan-astronomi-modern.html). Diakses pada 07 Mei
2013.
Nurma Atusolikah. (Internet). (Terdapat
di : http://nurmaatus.blogdetik.com/2009/09/21/sejarah-panjang-ilmu-astronomi-modern/). 07 Mei 2013.
Anonim. Sejarah: Tugas-5
Perkembangan Ilmu Astronomi. (Internet). (Terdapat di : http://labsky2012.blogspot.com/2012/09/tugas-5-perkembangan-ilmu-astronomi.html). Diakses pada 08 Mei 2013.
Anonim. Teknologi dan Perkembangannya: Makalah: Perkembangan
Astronomi Modern. (Internet). (Terdapat di : http://teknologiidanperkembangan.blogspot.com/2012/11/makalah-perkembangan-astronomi-modern.html). Diakses
pada 08 Mei 2013.
Monasari. 2012.
Perkembangan Ilmu Astronomi Modern. (Makalah). Indralaya : Universitas
Sriwijaya.
YouTube. Copernicus
Biography. (Internet). (Terdapat di : https://www.youtube.com/watch?v=5HlJLrpL2-I). Diakses pada 10 Mei
2013.
wahhhh menarik sekali
BalasHapusalhamdulillah, semangat mencari ilmu yaa :)
Hapus